Aplikasi untuk mengambil screenshot di Ubuntu ternyata punya feature yang cukup lucu. Ya, kita yang pernah pakai Ubuntu biasanya tahu kalau cukup tekan tombol printscreen maka Ubuntu akan mengeluarkan dialog untuk mengesave tampilan seluruh desktop. Namun kalau kita menggunakan aplikasi screenshot bawaan Ubuntu (bisa diakses di menu utama -> accessories -> take screenshot), kita punya banyak opsi tambahan disana ketimbang sekedar mengambil gambar.

Disitu kita dapat memilih, apakah kita akan mengambil screenshot dari seluruh desktop, atau hanya dari sebuah window saja. Yang juga seru, kita bisa menjalankan timer, berapa detik kemudian screenshot akan diambil. Feature timer ini bisa digunakan saat kita ingin mengambil screenshot dari menu seperti menu-utama atau menu-klik-kanan. Yang keren lagi, kita bisa menambahkan efek seperti drop shadow

Lucu kan? Bermanfaat bagi yang sedang buat skripsi mungkin? hehehe

Salam
Hendra

Bagi orang2 yang kuliah komputer, terutama jurusan sistem informasi, pasti kenal yang namanya ERD atau Entity Relational Diagram. Diagram yang satu ini berteman akrab dengan System Flow dan Document Flow Diagram (DFD). Bagi yang tidak mengerti, tenanglah. Saya tidak bermaksud mengadakan kuliah sekarang ini :)

Di windows biasanya kita mengandalkan program yang namanya Power Designer untuk menggambar semua diagram2 aneh itu. So pasti karena mahasiswa, maka semua program yang kita gunakan punya label khusus 'bajakan'

Bagi mereka yang berkecemplung di dunia linux, mencari padanan Power Designer tidaklah mudah. Saya belum mendapatkan program untuk menggambar DFD. Alasannya? Karena tidak dicari. Habis tidak butuh sih :p

Sedangkan untuk ERD, di Linux ada sejumlah aplikasi. Pilihan saya jatuh pada OpenSystemArchitect. Program satu ini cukup lengkap. Menggunakan koneksi berbasis unixodbc, lengkap dengan reverse engineering (apapula ini) untuk membuat ERD dari database yang sudah ada, generate file sql sesuai tipe database pilihan. Cukup lengkap sampai bisa membuatku merekomendasikannya bagi anda para pembaca :)

Kelemahannya hanyalah cara installasi yang tidak klik-next-finish, serta mesti sedikit mempelajari cara setting odbc di linux (yang pada awalnya juga membuat saya terbingung-bingung). Namun saya yakin bagi para pembelajar sejati yang menempuh jalan penguin, sedikit kesulitan di awal ini tidak akan membuat anda mundur, karena hadiah besar menanti anda ketika anda bisa melalui kesulitan itu.

Baiklah, selamat mencoba. Semoga anda bisa menggunakannya dengan baik sebagaimana saya telah melakukannya.

Salam
Hendra

Beberapa hal yang paling menyenangkan sewaktu belajar linux adalah, kita bisa mendapatkan hal2 digital gratis, seperti software, tutorial, dan majalah. Salah satu majalah elektronik yang selalu jadi langganan untuk saya download adalah Full Circle Magazine.

Majalah yang satu ini memang khusus mengenai ubuntu dan variannya. Namun artikel2 yang ada didalamnya cukup bermanfaat dan juga bisa diterapkan pada distro linux lainnya. Beberapa artikel menarik dan bermanfaat yang kudapati disana diantaranya penjelasan mengenai folder2 yang ada di linux, tutorial gimp, scribus, command line dan sebagainya.

Jadi bagi anda yang berminat, klik aja link diatas dan mulai mendownloadnya.

Salam,
Hendra

Yah, dengan demikian, maka blog yang mengisahkan perjalanan saya dalam perjuangan mempelajari Linux dinyatakan restart. Kini blog ini tidak lagi berbahasa inggris. Dan semua artikel yang berbahasa inggris dihapus. Bukan dengan alasan apa, tapi yah males aja.

Penguinroad mulai saat ini akan diisi artikel2 ringan sampai berat, sesuai mood penulis saat itu. Kalo lagi pengen yang berat2 yah berat. Kalo lagi pengen yang ringan yah ringan2 aja lah. Artikel2 itu akan berisi segala kenangan baik ataupun buruk (caelah), tips and trik yang pernah ditemukan, saran2 ataupun segala hal yang terlintas dipikiran, mengenai Linux dan dunia komputer pada umumnya.

Sekian dulu basa-basinya
Salam
Hendra